Saturday, September 1, 2012

Analisis Film "The Corious case of benjamin Button


Sinopsis
Cerita dimulai di sebuah rumah sakit New Orleans, pada bulan Agustus 2005, Daisy yang sudah tua terbaring lemah disalah satu bangsal rumah sakit ditemani anaknya Caroline[1]. Daisy memulai cerita tentang seseorang yang bernama  Mr. Cake yang bertugas untuk membuat sebuah jam di stasiun kereta api di New Orleans. Setelah menerima berita kematian anaknya dimedan perang, dia bekerja siang dan malam membuat jam, dan sengaja  merancang waktunya mundur kebelakang, dengan harapan bahwa waktu akan membawa kembali orang-orang yang meninggal dalam perang.
Lalu Daisy meminta Caroline untuk membacakan dari buku harian yang berisi foto dan kartu pos yang ditulis oleh Benjamin Button ( Brad Pitt ). Caroline mulai membaca cerita sebagai transisi ke Benjamin sebagai titik cerita utama.
Suatu hari, pada tanggal 11 November 1918, orang di New Orleans merayakan kekelahan Jerman dalam Perang dunia 1. Ditengah perayaan itu ada bayi laki-laki yang lahir dengan tampilan fisik seperti seorang lelaki berusia 80 tahun-an. Ibu bayi tersebut meninggal sesaat setelah melahirkan. Ayahnya membawa bayi itu dan meninggalkannya disebuah rumah panti jompo. Queeniedan Tizzy[2] Pasangan Afro-Amerika yang tinggal dipanti jompo, yang menemukan bayi itu. Berhubung Queenie tidak bisa mengandung, dia memutuskan untuk membawa bayi dan dianggap sebagai anaknya sendiri. Lalu diberi nama Benjamin.
            Benjamin mulai tumbuh secara fisik menjadi lebih muda dari sebelumnya, lalu sekitar tahun 1930, disaat dia masih seperti umur 70 tahun-an, dia bertemu dengan seorang gadis muda bernama Daisy[3]dia tinggal bersama neneknya di panti jompo. Disitu dia bermain bersama dan mendengarkan cerita Hikayat dari Nenek Deasy.
Beberapa tahun kemudian Benjamin bekerja pada sebuah kapal penarik di dermaga New Orleans bersama Kapten Kapal Mike. Dalam waktu luang, kapten Mike  membawa Benjamin ke hotel dan bar. Karena sang kapten kapal tidak percaya bahwa Benjamin tidak pernah bersama wanita sampai umur setua itu, maka Kapten Mike membawa Benjamin ke tempat lokalisasi. Lalu untuk pertama kali nya, Benjamin  bertemu dengan Thomas Tombol[4], tetapi dia tidak memperlihatkan bahwa dia ayah dari Benjamin. Lalu, Benjamin meninggalkan New Orleans bersama awak kapal penarik untuk jangka panjang dalam perjanjian kerja. Sebelum meninggalkan New Orleans, Benjamin membuat janji dengan Daisy untuk menulis surat dan mengirim foto apabila Benjamin singgah di suatu tempat.
Suatu ketika di Rusia, Benjamin bertemu seorang wanita Inggris yang bernama Elizabeth Abbott dan akhirnya Benjamin jatuh cinta. Tetapi sayangnya Elizabeth sudah menikah dengan seorang mata-mata pemerintah Inggris. Suatu hari, pada tanggal 8 Desember 1941, saat hari serangan Pearl Harbor, Elizabeth menghilang dan meninggalkan Benjamin. Lalu meninggalkan catatan di balik pintu hotel dimana Benjamin tinggal dan isinya: “It was nice to have met you.
Lalu Benjamin dan Kapten Mike beserta awak kapal berangkat Perang Dunia II. Tetapi tragisnya kapten kapal dan beserta awak lainnya tewas tertembak oleh kapal selam milik Jerman di Samudera Atlantik. Lalu Benjamin diselamatkan oleh tentara Laut Amerika Serikat.Di atas kapal, Benjamin melihat keanehan yang mana ada Capung ditengah laut yang terbang hingga tengah samudera yang melambangkan semangat kapten kapal Mike yang masih hidup di hati Benjamin.Kapten Mike justru tertawa sebelum meninggal dan mengatakan kalau tembakan yang mengenainya justru merusak keindahan tattonya. Disitulah Benjamin melihat kematian dengan cara yang berbeda yang berbeda dengan kejadian di rumahnya ( Panti Jompo ) yang mana kematian nya lebih alami.
Tahun 1945, Benjamin kembali ke New Orleans dan kembali bertemu dengan Thomas Tombol yang sekarat. Thomas akhirnya mengatakan ke Benjamin bahwa dia ayah kandungnya dan berniat memberikan seluruh aset kekayaannya ke Benjamin, termasuk rumah dan keluarga Tombol pabrik. Lalu seketika Benjamin berubah menjadi orang kaya.
Disatu sisi, Daisy menjadi penari sukses di New York City. Daisy mencoba untuk merayu Benjamin tetapi dia menolak. Ketika Benjamin melakukan perjalanan ke New York untuk memenuhi undangan Daisy. Tetapi nasib berkata lain, Daisy telah jatuh cinta dengan teman seprofesinya. Kemudian, Daisy mengalami kecelakaan pada saat tour wisata di Paris. Seketika, karir tari baletnya berhenti total karena kakinya patah. Benjamin menerima berita itu dari salah satu temannya dan segera melakukan perjalanan ke Paris mencari Daisy. Daisy berkomentar untuk pertama kalinya setelah melihat Benjamin adalah “Anda Sempurna” yang berubah menjadi sosok orang yang muda, Daisy ingin Benjamin keluar dari hidupnya karena Daisy tidak ingin dilihat kondisinya saat itu oleh Benjamin. Kemudian Daisy menjalani terapi agar bisa berjalan kembali.
Pada tahun 1962, Benjamin kembali ke New Orleans dan bertemu dengan Daisy lagi. Mereka jatuh cinta kembali karena posisi mereka menjadi seumuran. Kemudian Benjamin menjual rumahnya yang diwariskan oleh Thomas Tombol dan pindah ke sebuah apartemen duplex dengan Daisy. Daisy memulai sebuah studio tari balet untuk anak-anak perempuan. Namun, beberapa tahun kemudian, Benjamin bertambah muda sedangkan Daisy tumbuh menjadi tua, dan saat itu Daisy melahirkan seorang bayi perempuan, bernama Caroline. Tetapi Benjamin merasa pesimis dan percaya tidak bisa menjadi “ayah” karena dia terus menjadi muda dan memutuskan meninggalkan Daisy dan meninggalkan harta benda dan aset untuk Daisy dan Caroline.
Sewaktu membaca ini, Caroline baru menyadari bahwa ayah kandungnya adalah Benjamin. Saat itu juga, Caroline menjadi bingung kenapa membutuhkan waktu yang lama untuk memberitahukan. Tetapi pada akhirnya caroline menemukan bahwa Benjamin yang mengirim kartu pos kepada Caroline setiap ulang tahunnya.
Benjamin menjadi lebih muda dan melakukan perjalanan ke berbagai negara di seluruh dunia. Pada tahun 1980, dia kembali sekali lagi, seperti umur 25 tahun dia bertemu lagi di Daisy studio tari. Pada saat itu Daisy telah menikah dengan seorang duda dan saat itu Caroline berumur 12 tahun. Daisy memperkenalkan suaminya dengan Benjamin dan anak perempuannya sebagai teman lama keluarga. Daisy kemudian bertemu dengan Benjamin secara pribadi di hotel dan berbagi semangat mereka untuk satu sama lain. Saat itu, Daisy menjadi sangat tua untuk Benjamin. Tetapi Benjamin terus tumbuh sampai muda dan ke tahap proses remaja. Lalu Daisy pindah panti jompo tempat di mana Benjamin dibesarkan. alangkah terkejutnya bila saat itu Benjamin seperti umur 8 tahun. Dan dengan sabarnya Daisy merawat Benjamin seperti anaknya sendiri.
Pada tahun 2002, jam kereta itu ditutup. Lalu setelah itu pada musim semi tahun 2003, Benjamin yang berubah menjadi seorang bayi meninggal di pelukan Daisy. Tahun 2005, dikamar rumah sakit itu, Caroline ingin mengecek kondisi terakhir akibat badai Topan Katrina, Karena cerita di buku diary telah selesai. Caroline meninggalkan Daisy sendirian. deasy melihat Burung Kolibri[5] terbang di dekat jendela yang merupakan simbol roh setelah kematian. Dan Daisy meninggalkan dunia untuk selama-lamanya.
Film dengan durasi waktu 2 jam 47 menit merupakan film yang sangat panjang tetapi penuh dengan filosofi kata yang mengandung arti yang dalam. Dengan Genre film, Drama, Romance, Science Fiction/Fantasy and Adaptation. Pesan yang disampaikan sangat lah besar seperti waktu yang telah berputar tidak dapat kembali lagi, apakah arti kehidupan dan makna cinta sejati dan masih banyak pesan yang disampaikan.
Mengapa “The Curious case of Benjamin Button”?
Film The Curious case of Benjamin Button adalah salah satu film yang maraih beberapa katagori piala oscar pada tahun 2008. Film yang diangkat dari sebuah cerita pendek karangan F.Scott Fitzgerald ini menduduki posisi kedua dalam menyebet oscar 2008 setelah “SlumDog Millionarri”. Meski para kritikus menilai film ini seharusnya dapat menyabet lebih banyak piala oscar, namun tak banyak diantaranya yang justru berpendapat sebaliknya. Banyak muncul kritikan-kritikan pedas atas film besutan sutradara David Fincher ini. Bagaimanapun juga, film yang telah mendapat Oscar sangat menarik untuk dibahas, oleh sebab itulah saya mencoba menjadikan film ini sebagai bahan analisis saya.
Film ini merupakan suatu hal yang sangat unik, bagaimana bisa ada orang yang mengalami proses kehidupan secara terbalik. Siapapun yang mendengar ini, akan sangat tertarik untuk menonton, dan begitulah juga saya tertarik untuk mengangkat film ini.
Dan yang menambah ketertarikan saya banyak menyinggung masalah kematian. Karena kematian menurut saya adalah suatu yang sangat menarik untuk didiskusikan, banyak misteri yang ada dibalik kematian. Dan menurut saya film ini mampu memberi banyak gambaran tentang bagaimana orang-orang disekitar kita, seiring waktu meninggalkan dunia ini.
Film ini mengisahkan tentang sebuah kisah fiktif. Jalur cerita yang berat,serta banyak konflik yang tersirat membuat saya tertantang untuk menganalisis film ini. Karena menurut saya, jika hanya mengambil film yang ringan dan Best on true Story, akan sangat mudah jika di analisis menggunakan 3 perspektif komunikasi. Saya merasa tertantang untuk sebuah judul Film yang materinya berat dan cenderung susah untuk dianalisa agar pemahaman saya tentang 3 Perspektif ini akan lebih mantap.
Dan tentunya, film ini juga mengandung banyak sekali pesan-pesan moral yang dapat kita petik. “You never know what’s coming for you”Adalah salah satu diantara begitu banyak pesan yang ingin Film ini sampaikan. Sehingga dengan menonton film ini berkali-kali, saya juga dapat mengambil pesan-pesan moral yang berguna bagi kehidupan saya khususnya.

Berapa kali sudah menonton Film ini?
Sejak saya menonton Film ini pertama kali pada tahun 2009, film ini sudah menjadi salah satu favorit saya. Sebelum tugas ini diberikan saya sudah menonton film ini sebanyak 3 kali. Dan setelah tugas Analisis ini diberikan saya menonton lagi film ini sebanyak 3 kali ssampai habis, dan beberapa kali saya menonton bagian-bagian tertentu saja. Jadi secara keseluruhan saya telah menonton film ini sebanyak 6 kali, ditambah beberapa kali saya menonton part-part tertentu.


Perspektif Post Positivistik atau Empiris
Pendekatan ini berasumsi bahwa terdapat realitas yang objektif dan dari sekian banyak peristiwa terdapat kejadian yang dapat diteliti secara ilmiah dengan menggunakan bukti-bukti secara empiris. Tradisi ini mendukung metode ilmu alam(Pasti/objektif) dengan tujuan untuk membentuk teori yang bersifat umum  (Arthur Bocher : 1985). 

Behaviorisme (Teori Belajar Dari Lingkungan)
Dalam cerita Film “THE CORIUOS CASE OF BENJAMIN BUTTON” Benjamin lahir dalam keadaan yang tidak normal. Benjamin terlahir dalam bentuk yang seperti orang yang sudah berumur 86 tahun. Ibu kandung Benjamin meninggal beberapa saat setelah melahirkan.Kemudian Mr.Button[7] membuang benjamin di sebuah rumah panti jompo.Selain mengasuh Benjamin kecil, Mrs.Queeni[8] juga merawat beberapa orang tua lainnya. Benjamin Button, Hidup keluarga ini hingga dewasa.
Mrs.Queenie memperlakukan Benjamin layaknya anak sendiri. Mrs.Queenie juga mengajarkan banyak hal pada Benjamin. Meskipun tidak dibesarkan oleh keluarga kandung, namun benjamin dapat menjalani hidup layaknya ia dibesarkan oleh orang tuanya sendiri. Meskipun benjamin dilahirkan dengan kondisi yang sangat tidak normal, namun ia dapat menikmati setiap saat dari hidupnya. Jika dipandang dari sisi Behaviorisme yang mengatakan bahwa perilaku oleh manusia itu dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya Maka, dalam Film ini Benjamin telah membuktikan teori ini.
Kita semua pergi dengan cara yang sama. Hanya mengambil jalan yang berbeda untuk sampai kesana. Hanya itu. Kau berada dijalanmu sendiri, benjamin. menit ke 20).
Banyak pelajaran yang diajarkan oleh Mrs.Queenie kepada Benjamin. Selain itu, lingkungan tempat benjamin dibesarkan juga sangat mendukung benjamin.Rumah mrs queenie banyak terdapat orang-orang yang mengajarkan benjamin cara menikmati hidup apapun kondisi yang kita alami. Kebaikan demi kebaikan benjamin pelajari dari keluarga itu. Sehingga benjamin dapat hidup normal meskipun dengan keadaan yang sangat tidak normal.

Ketetapan perputaran waktu
Seperti yang kita ketahui bahwa kehidupa manusia di dunia, merupakan suatu hal yang dapat diukur. Setiap hari, jam, menit, detik, merupakan pakem waktu yang membentuk manusia dari muda menjadi tua, memutarkan jam dari kiri kenan. Namun, ketetapan ini sungguh di abaikan dalam cerita film ini. Jam yang seharusnya bergerak ke kanan, justru sebaliknya. Manusia yang ukuran seharusnya tumbuh dari muda ke tua, justru dimulai dari tua ke muda. Ini merupakan suatu yang secara ukuran waktu berbeda dengan ketetapan yang selalu terjadi dalam kehidupan nyata.

Efek film The Curious Case Of Benjamin Button
Ada banyak hal yang sebenarnya dapat menjadi tolak ukur ketika kita menoton film ini. Jika dianlisa secara mendalam, ternyata banyak hal yang berpotensi memberikan efek negatif kepada penonton, khususnya remaja.
Ketika benjamin berumur 17 tahun(Fisik berumur 65 tahunan) benjamin sudah mulai bekerja pada kaptein mike. Di sela-sela pekerjaannya sebagai awak perahu derek, benjamin pergi ke Bar, untuk minum, hingga ke rumah bordir untuk “mencoba menjadi lekaki sejati”. Sejatinya hal ini berpotensi memberikan dampak yang luar biasa  terhadap remaja. Dengan menonton film ini remaja yang belum selektif dalam menonton, begitu mudah meniru kelakuan buruk benjamin ini. Walaupun budaya seperti ini sah-sah saja di barat, namun sangat tabu di negara kita. Ini yang kemudian memberikan efek yang besar terhadap pola pikir masyarakat kita.

Efek Sikap Non-Over Protectif Mrs.Queenie dalam membesarkan benjamin
            Kenyataan dalam kehidupan kita, banyak orang tua yang membesarkan anaknya yang memerlukan kebutuhan khusus secara over protective. Mereka seakan mengatur semua keinginan anaknya, semua kehendak anak. Dan yang terjadi sang anak justru merasa dikekang kebebasannya, merasa tidak berguna, dan eksistensinya diabaikan.  Akhirnya sang anak justru tidak dapat menikmati hidupnya dengan baik.
            Dalam film ini, Mrs.Queenie tidak terlalu bersikap over protective terhadap Benjamin. Benjamin diberi kebebasan-kebebasan dalam batas kewajaran, sehingga akhirnya benjamin dalam menikmati kehidupannya yang sangat berbeda dengan orang pada umumnya.


Perspektif Kritis
Perspektif kritis merupakan sebuah paham mengkritisi/mempertanyakan kembali terhadap sebuah realitas serta kondisi-kondisi yang ada.
Pada film The Corious case of Benjamin Button ini. Benjamin di besarkan oleh keluarga afro-Amerika. Beberapa saat dia dilahirkan Mr.Thomas meninggalkan benjamin ditangga depan rumah Mrs.Queenie. hari-hari berikutnya Benjamin tinggal bersama Mrs.Queenie, diasuh layaknya anak sendiri oleh keluarga itu. Selain mengasuh Benjamin, Mrs.queenie dan suaminya juga mengasuh beberapa orang tua. Dalam cerita ini rumah ini adalah Panti Jompo, tempat beberapa orang tua menghabiskan sisa hidupnya dan diasuh oleh Mrs.Queenie. Jika dilihat secara sepintas, memang bukan masalah sang sutradara menciptakan tokoh Mrs.Queenie yang membesarkan Benjamin dan mengurus beberapa orang tua lainnya. Namun, menurut saya hal ini mengandung unsur Rasisme yang sangat kuat. Dalam persoalan ini, mengapa seakan-akan hanya warga kulit hitam yang harus menampung dan membesarkan benjamin. Mengapa warga kulit hitam yang harus merawat orang-orang di panti jompo itu. Hal ini seakan-akan meneguhkan penindasan kaum kulit hitam secara tersirat. Apa pekerjaan yang martabatnya rendah harus selalu dilakukan oleh warga kulit hitam. Bukan hanya mrs.queenie, pembantu yang menjadi pembantu keluarga benjamin juga berkulit hitam. Ini meneguhkan pandangan saya terhadap persoalan ini. Selain itu, jika diperhatikan ketika adegan Mrs.Queenie meninggal, yang hadir di gereja adalah oleh kulit hitam semua, kecuali benjamin dan Deasy. Padahal, Mrs.Queenie merawat banyak orang kulit putih di panti Jomponya. Kemanakah orang-orang kulit putih yang lain? Mengapa mereka tidak seakan tidak sedikitpun peduli terhadap Mrs.Queenie yang telah banyak berjasa merawat orang-orang kulit putih.  Jika film ini mengangkat tema rasisme, mungkin tidak masalah. Namun, film ini sama sekali tidak mengangkat tema tentang rasis. Oleh karena itu persoalan ini menjadi salah satu hal patut di kritisi dalam film ini.



Perspektif Hermeneutik atau Interpretif
Hermeneutik merupakan suatu pendekatan dimana kebenaran dilihat sebagai sesuatu yang subjektif. Hermeneutik merupakan perspektif yang tidak mendukung adanya pendangan tentang realitas yang bersifat objektif. Pandangan ini berpendapat tentang subjektifitasnya sebuah realitas/peristiwa.

Nilai-nilai yang terkandung
Secara keseluruhan, film ini benar-benar memberikan pelajaran mengenai kehidupan.. Betapa hidup itu sangatlah indah jika dipandang dari banyak sisi, sekaligus dalam film ini mengisahkan betapa dekatnya kita semua pada kematian.Benjamin mengajarkan pada kita bahwa tak perlu berkecil hati saat kita berbeda dari orang lain. Berbeda bukan berarti kita buruk atau salah. Bila kita menganggap diri kita sama dengan orang lain, orang pun akan memperlakukan kita sama dengan mereka. Jangan menutup diri hanya karena anda berbeda.
Semua manusia adalah ciptaan Tuhan, ganteng atau jelek, normal atau tidak normal. Kita harus menerima mereka sebagai sesama kita. Apalagi kalo ia adalah keturunan kita sendiri. Justru pada anak seperti inilah cinta dan dukungan orang tua sangat berpengaruh pada hidup mereka selanjutnya.
Jangan pernah putus asa saat orang menganggap kita aneh. Jangan pula bertanya ‘mengapa’. Justru harusnya kita mencari kelebihan yang ada pada diri kita, dan mengeksplornya, untuk memberikan nilai-nilai yang dibutuhkan oleh dunia.
Menjadi tua bukan alasan bagi kita untuk ‘berhenti’ dari hiruk pikuknya hidup. Selama tubuh dan kesehatan masih memungkinkan, ada begitu banyak hal yang bisa dilakukan agar kita tetap berguna bagi dunia dan sesama. Contohlah Benjamin Button yang memutuskan untuk bekerja sebagai pekerja kasar di kapal, dalam keadaan fisiknya yang seperti orang tua. Sementara orang-orang jompo lainnya, yang mungkin saja secara fisik lebih muda darinya tak ada yang bergeming. Fisik boleh menjadi tua, namun tetaplah menjaga agar semangat senantiasa menggelora.
Film ini juga banyak menonjolkan nilai-nilai kekeluargaan. Yaitu bagiamana Benjamin akhirnya memaafkan ayah kandungnya yang telah membuangnya ketika lahir.

Beberapa Kutipan dari film ini yang mengandung pesan/nilai positif
You never know what’s coming for you.
You could be mad as a maddog at the way things went. You could swear, and curse the fates. But when it comes to the end, you have to let go.
Tidak ada manusia yang sempurna dalam hidup ini. Dan Beruntunglah kepada mereka yang masih diberi kehidupan

Hidup, mati, sahabat, dan cinta Bagian 1


Hari hari terburuk dalam sejarah hidup seorang sahabatku mencapai klimaksnya malam itu. Saat break armonia konser choir, kami mendapat kabar ayah nina telah embali ke pelukan ilahi. Tangisan kematian kembali terdengar dari telingaku saat itu. Penampilan konser yang telah 6 bulan kami persiapkan masih tersisa 1 sesi. Namun, sepertinya nina sudah tidak sanggup melanjutkan. Sontak semua mencoba membuat perempuan itu tegar. Mencoba mengambil sedikit kesedihan dari dalam dirinya. Tak ada yang berhasil. Hingga akhirnya kebesaran hatinya lah yang membuat air matanya berhenti sejenak melanjutkan apa yang telah kami persiapkan. Sungguh mood menyanyiku saat itu seperti hancur diterkam gelombang tsunami. Apalagi nina. Perasaannya aku akui bercampur saat itu, namun tak ada rasa bahagia. Hanya kesedihan, kehilangan dan bersarang menghujam ulu hati. “kami akan selalu bersamamu nin” ku bisikkan ke telinga nina mencoba menghibur. Ku tau persis bagaimana perasaannya saat itu. Tak perlu ku tebak karena persis aku sudah mengalaminya 2 tahun lalu. Hati meraung, ingin menangis sekencang-kencangnya. Nina memelukku dan fadly. Itu adalah pelukanku yang pertama dengan seorang perempuan. Awal ingin ku cegah. Tapi kubiarkan ia bersandar dibahuku karena ku tahu hatinya saat itu. “kami disampingmu nin” terus ku ulangi kata itu. Penampilan sesi kedua dimulai. Kami berjalan menuju panggung. Terus ku tatap wajah nina. Hanya tubuhnya yang kulihat, hatinya sepenuhnya telah pergi nun jauh 215 km ke rumah tempat jasad ayahnya terbaring. Mataku terus memandangi wajahnya. Dia paksakan membuka mulut menyanyikan lagu klasik yang gembira. Tak ada senyum. Hatinya menangis. Hatiku juga.
Konser ini telah kami persiapkan jauh hari, diakhir acara semua sibuk berfoto. Sedangkan nina segera menuju rumah kakaknya ditanjung barat, untuk segera melaju ke majalengka. Aku, tidak tertarik berfoto saat itu. Terus ku perhatikan nina, hingga akhirnya bayangan kepadatan Jakarta melenyapkap siluetnya dikejauhan. Aku terus memikirnya. Ingin aku berada di sampingnya saat itu. Aku ingin terus membesarkan hatinya. Mood ku masih belum kembali. Tak menunggu lama, segera ku pulang dengan hati yang gundah. Selalu terbayang wajah sahabatku dalam kesedihannya. Muncul tangisannya dalam pikiranku setiap saat setelah itu.
Sampai dirumah, segera ku atur strategi. Malam konser itu, pulang sudah larut, masihku dibayangi tugas kuliah. Resume Psikologi komunikasi dan paper analisis film(mata kuliah teori perspektif). Aku membuat sebuah deal dengan fadly. Aku mengerjakan resume ku, fadly, dan nina. Dia mengerjakan analisis film 7 hati 7 dunia 7 wanita untuk tugas nina. Saat itu sudah larut. Pukul 3 dini hari aku tertidur dengan laptop masih menyala. Tugasnya selesai.
Pagi itu segera ku buru ke kampus, print tugas ditempat kakek mahal(printnya mahal tapi jam segini hanya itu yang buka). Aku telat 30 menit. Untungnya ketua kelas, jadi dosennya baik denganku.  Lalu aku kumpulkan tugas psikologi komunikasi, punyaku, fadly dan nina. Kelas berikutnya aku bolos. Minta izin ke buk nara, aku segera menuju ke asrama cewe. Setelah beberapa kali balik ke kampus membereskan ini itu. Saat itu aku putuskan, aku akan ke Majalengka. Sekarang juga. Kerumah nina. Meskipun aku tidak tau rumahnya dimana.
Segera hubungi mas salam, dan dia bersedia berangkat bersama kami hari itu. Akhirnya terkumpullah, fadly, nisa, rika, kak sahuri, salam, dan dian yang akan menemaniku melakukan perjalanan hari ini.
Segera aku bertemu nisa. Lalu mengambil baju seadanya dirumah. Berdua kami naik P 20 menuju ke stasiun senen. Setelah mengantri tiket kereta ekonomi(tegal arum) akhirnya semua tiket kami dapatkan. Jam menunjukkan pukul 12.00. kereta baru akan berangkat pukul 15.00. jadilah kami menunggu di stasiun berdua hingga pada pukul 14.00 teman yang lainnya tiba di stasiun senen. Kami menunggu beralaskan koran seadanya. Mengobrol ngalor-nidul. Namun, pikiranku sudah melayang nun jauh kesana. Jam akhirnya sedikit ersahabat. Akhirnya sudah pukul 3 lewat, dan panggilan penumpang kereta tegal arum untuk segr menaiki kereta yang akan membawa kami membelah seperlima pulau jawa.
Hujan rintik jua, kereta perlahan meninggalkan stasiun senen yang padat. Untungnya kereta tidak terlalu penuh, jadinya tidak banyak terlihat penumpang lain berdiri. Perlahan kereta mulai meninggalkan kota Jakarta ang tak bersahabat. Beberapa saat kereta berhenti, menaik-turunkan penumpang disetiap stasiun yang disinggahi. Inilah yang membuat kereta jenis ini lambat sampai pada tujuan.
Dikereta kami berenam saling ngobrol, sambil sesekali menyebut nama nina. Sungguh bayanganku tak bisa terlepas dari wajahnya. Aku sangat khawatir dengan keadaanya. Hujan kian menderas, kereta terasa membelah rintik hujan yang turun. Kami sudah tidak diatas tanah Jakarta. Ku tak tahu tepatnya apa nama daerah ini, yang aku tahu tempat ini tak seperti jakarta. Kelihatan lebih ramah. Tenang. Bisa kurasa ketenangan ini meski aku berada dibalik gerbong kereta ini. Aku duduk di pinggir jendala. Sesekali ku keluarkan kepala mencoba melawan angin. Percikan air hujan menghujam mukaku. Ada perasaan lain dihatiku saat itu. Indah. Ketika kita berada ditempat baru yang jauh dari kampung halaman.
Waktu Ashar telah datang 1 jam yang lalu. Segara ku tunaikan sholat sore itu. Setelah berwudhu di toilet kereta yang kurang layak, aku mengambil posisi duduk di kursi kembali. Menunaikan ibadah menghadap ilahi. Kemudian teman-temanku bergantian menunaikan sholat. Inilah kali pertama aku melaksanakan sholat sedarurat ini. 

Bersambung 

Tuesday, August 28, 2012

Awas Penipuan berkedok lowongan kerja


Kata lowongan kerja sangat akrab dengan jutaan telinga masyarakat Indonesia yang masih menganggur. Saat ini iklan mengenai lowongan kerja sangat gencar terdapat diberbagai media, dari cetak hingga internet. sebut saja jobstreet.com dan lain-lain menawarkan puluhan ribu lowongan kerja setiap harinya. Akan tetapi disadari atau tidak diantara lowongan kerja itu ada bentuk lowongan kerja yang malah merugikan para pelamarnya. Sebut saja satu perusahaan bernama PT Mitra Utama Global, yang menawarkan lowongan kerja sebagai salah satu staf administrasi justru jauh panggang dari pada api.
Singkat cerita , kasus ini terjadi beberapa hari yang lalu. Saya adalah mahasiswa di salah satu Universitas Swasta di Jakarta. Saat ini adalah masa libur panjang selama 3 bulan. Banyak diantara teman yang menjadi pekerja magang, atau parta diberbagai perusahaan di jakarta. Sebagai anak perantauan moment ini merupakan moment yang tepat untuk menambah pengalaman kerja. Setiap kesempatan saya selalu mencari informasi lowongan kerja di internet hingga datang langsung ke tempat yang berpeluang membutuhkan pekerja. Namun, beberapa hari perjuangan saya nihil. Suatu malam, seorang teman sarankan saya untuk mencoba melamar di sebuah perusahaan bernama PT Mitra Utama Global.inisialnya AS. “Gaji pokoknya 2jt/bulan ditambah uang makan 50ribu/hari” ujarnya. Hasrat akan pekerjaan membuat saya tidak berpikir 2 kali untuk mencoba melamar.
Esok hari. Adalah hari kerja pertama untuk AS setelah dua hari lalu mengahadapi interview kerja. Saya tida membuang waktu, segera CV serta bekas-berkas lain yang dibutuhkan saya kirimkan ke HRD PT MUG. 2 jam setelah itu email balasan masuk ke akun Gmail saya. Sontak saya senang, wah hebat nian ini perusahaan. Isinya kurang lebih adalah panggilan interview keesokan harinya di daerah BSD Tanggerang. Kecurigaan awal saya bermula ketika dalam email balasan yang saya terima tertera bahwa saya dipanggil untuk interview di kantor pusat di Tanggerang. Otak saya seakan mengulang pengakuan AS bahwa ia bekerja di kantor pusat di Manggarai. Oh tuhan.
Otak “ke-kepo-an” saya akhirnya berontak dan mencari tau tentang PT MUG. Begitu PT Mitra Utama Global saya ketik sebagai keyword di om google yang muncul justru : Awas, PT mitra utama global, penipuan PT Mitra Utama global, dan artikel lain yang mengatakan bahwa lowongan kerja PT MUG adalah penipuan belaka. Dengan jantung berdetak, saya mencoba membaca beberapa tulisan yang ada. Hingga sampai pada kesimpulan saya yakin 100% ini adalah perusahaan abal-abal. Segera saya beritahu teman-teman terdekat tentang persoalan ini. Dan langkah berikutnya yang saya tempuh adalah menelpon AS dan memberihu soal ini. Assalamualaikum.
Walaikumsalam. terdengar suara diujung telpon, saya langsung bertanya. Em, bagaimana pekerjaannya mas?, ya begitulah . sebelum memberitahu soalan ini, saya tanyai dia dahulu mengenai tempat kerja barunya. Dari wawancara singkat, simpulkan lah saya bahwa benar PT tempat AS bekerja sama dengan yang saya baca di Internet. “Saat interview saya kasihkan PT itu uang 70ribu”, aku AS. Dan kecurigaan saya semakin mendasar. Aku AS dia saat interview dia diminta uang sebesar 550ribu untuk biaya training. Dari pembicaraan itu AS juga mengakui bahwa kantor PT MUG itu sangat tidak layak disebut kantor.
Nah, data-data yang saya dapatkan dari AS sama persis seperti yang saya baca di internet. banyak cerita-cerita di blog yang mengisahkan tentang cerita serupa. Modusnya terbilang unik, PT MUG memperoleh keuntungan dengan merekrut tenaga kerja yang bersedia membayar uang training sebesar 550ribu. Dan gaji 2juta/bulan plus uang makan 50ribu/perhari nyatanya tak pernah diterima karyawan. Pekerjaan yang dijanjikan sebagai staff administrasi jauh dari bayangan. Pekerja yang masuk hanya akan bekerja merekrut calon korban baru yang kemudian membayar uang training sebesar 550ribu. Setiap orang yang berhasil merekrut korban akan mendapatkan bonus sebesar 100ribu. Sungguh aneh bukan?
Beberapa menit berbicara saya langsung menyarankan AS untuk segera kembali kerumah. Sore harinya, AS pulang. Langsung saya tanyai soalan ini. Setelah saya tanyai lebih lanjut akhirya AS mengakui bahwa tadi pagi dia telah serahkan biaya tambahan untuk training sebesar 180ribu. Jadilah 250ribu rupiah jumlah uang yang telah AS serahkan kepada PT MUG.
Setelah 250ribu melayang baru AS menyadari bahwa PT MUG tak lebih dari penipu pengecut yang memanfaatkan hasrat pencari kerja. 250ribu mungkin bukan jumlah yang besar buat anda, tapi buat anak kos seperti kami itu banyak. Niatan mendapatkan uang dengan bekerja justru mengurasnya. Mungkin teman saya dapat terus melanjutkan bekerja disana, tetapi untuk apa? Menjadi penipu baru disana?
Saya calon korban, teman saya salah satu korban penipuan PT berkedok lowongan kerja ini. Iya, salah satu dari banyaknya korban lain diluar sana. Yang menjadi pertanyaan mendasar saya adalah mengapa? Setelah begitu banyak yang menjadi korban kasus ini masih terus memakan korban yang haus akan pekerjaan. Siapa yang patut disalahkan? Tentunya para pencari kerja tidak pelak dapat dipojokan. Dan jika peradilan dunia belum dapat menghakimi para “pendusta” ini, semoga kelak mereka diadili di peradilan Tuhan. Peradilan yang lebih adil.

Sunday, August 26, 2012

"Essay yang menentukan" Bagian 2


Ini saatnya ‘’Membalas’’

Delapan belas tahun lampau saya lahir. Bersama konflik Aceh yang menderu. Dan waktu tak pernah kita terka betapa cepatnya ia berputar. Tiba-tiba saya dapatkan diri saya telah duduk dibangku sekolah dasar.
Sekolah dasar yang menyenangkan pikir saya. Teman-teman yang hangat dan nilai-nilai yang cemerlang. Saya akan selalu ingat masa indah ini. Lalu sekolah menengah pertama saya jejakin, nilai-nilai saya masih menyenangkan orang tua. Buku-buku mulai saya gilai. Saya sadar, buku akan membawa saya kemana saja. Keujung dunia sekalipun. Saya yakin itu.
Dan SMA itu menggembirakan. Nilai saya tidak pernah lari dari satu, dua, tiga. Kompetisi yang kerap saya menangi mulai saya gemari. Dan organisasi menjadi kegiatan baru yang mengasyikan buat saya.
Dan kini saya disini, pada SMA dipenghujung masa. Lalu saya akan kemana? Barangkali tempuhi pendidikan di sebuah Universitas. Setelah itu akan berujung dimana?
Tersentak, tiba-tiba teringat saya dengan ibu yang sendirian memikul rumah tangga kami. Bagaimana bahagiakan ibu?
Lepas kuliah saya akan kembali kerumah ibu. Bekerja , menjadi anak yang lebih baik, menyekolahkan adik disekolah kedokteran layak pesan mendiang ayah. Menyelesaikan perkara ekonomi keluarga yang saya yakini sudah sangat menumpuk. Membahagiakan ibu dimasa tuanya. Ini saatnya membalas akan kebaikan orangtua.
Hanya itu yang idam saya lakukan. Lantas apa idam saya lagi?
Inginlah saya buka satu lembaga pengembang perpustakaan Bireuen. Lembaga ini akan galang dana lalu membangun perpustakaan disekolah pedalaman Bireuen. Akan kami salurkan buku-buku pengetahuan hingga buku fiksi pada setiap perpustakaan binaan.
Perpustakaan di SMA kami bagus, tapi pustaka di sekolah lain, bahkan di Aceh tak. Hampir 100% perpustakaan sekolah di Aceh tak layak dinamakan pustaka dan inilah hasilnya. Minat baca Aceh amburadul. Minat baca Bireuen lebih amburadul. Melalui lembaga ini akan kami iktiarkan mengubah polah masyarakat khususnya siswa yang tidak bersahabat dengan buku. Kampanye ke sekolah atau mengundang siswa secara terpusat tentulah wajib kami lakukan. Demi tercapainya tujuan ini.
Bagi saya pribadi, ini adalah satu-satunya pembalasan. Pada orang tua yang telah curahkan kebaikan. Pada sekolah saya atas didikan tak terkira. Pada Bangsa ini atas dukungan tak terhitung.

                                                                   Bireuen, 1 april 2011

Ini essay kedua yang saya sertakan dalam apply beasiswa Paramadina Fellowship 2011.

"Essay yang menentukan" bagian 1


Pada masa silam, dengan mendiang ayah kerap saya dengungkan akan kuliah di Pulau Jawa. Tentu saja sebagai anak dari sebuah kota kecil di Aceh, Bireuen, niatan itu terasa agak berlebihan. Tapi ayah selalu yakinkan bahwa saya bisa kuliah disana. Senangnya saya.
Tapi sekarang tiada ayah disini.
Ayah sakit keras juni 2010, terpaksa di bawa ke Jakarta. Tiga bulan tidak tatap ayah, 28 November 2010 ibu pulang, membawa ayah serta. Tapi ayah telah menjadi jenazah.
Ibu seorang guru, ayah PNS, tapi jangan tanyakan gaji mereka. Semua gaji dipotong untuk melunasi kredit. Silamnya untuk hidupi keluarga, ibu dan ayah terpaksa ekstra kerja seperti berkebun.
Beban kini kian berat kerena pikulan hutang-hutang dan biaya kuliah kakak, abang saya.
Pikir saya ini kehidupan berat. Saya sudah kelas 3, tapi belum tahu harus melangkah ke masa depan mana. Tapi ditengah kelesuan itu, tim saya meraih juara 1 lomba cerdas-cermat akuntansi Se-Aceh. Ini angin segar yang menyemangatkan saya. Banyangkan, kami yang berasal dari kampung berhasil kalahkan tim-tim kuat dari Banda Aceh.
Sebuah malam saya ngobrol dengan ibu tentang rencana kuliah. Ibu kata ini memang masa berat. Tapi saya harus kuliah, kalau mungkin ke Pulau Jawa.
Saya tahu ini berat, tapi saya harus terus menjejak langkah. Saya tahu sebuah skenario tengah disiapkan Allah bagi saya, bagi kami..

                                                                   Bireuen, 5 April 2011

Friday, June 15, 2012

Museum Fatahillah


Museum Fatahillah
Museum Fatahillah yang juga dikenal sebagai Museum Sejarah Jakarta atau Museum Batavia adalah sebuah museum yang terletak dijalan Taman Fatahillah No.2 , Jakarta Barat dengan Luas Lebih dari 1300 meter persegi.
Gedung ini dulu adalah sebuah Balai Kota (Bahasa Belanda :Stadhuis) yang dibangun pada tahun 1626-1710 atas perintah Gubernur Jendral Johan Van Hoorn. Bangunan yang menyerupai Istana Dam di Amsterdam ini terdiri atas Bangunan utama dengan dua saap dibagian timur dan barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara.
A.    Sejarah Gedung Museum Fatahillah
Gedung Museum Fatahillah mulai dibangun pada tahun 1626 sebagai gedung balai kota kedua(balai kota pertama dibangun pada tahun 1620 di dekat Kalibesar Timur). Awalnya Gedung museum Fatahillah hanya bertingkat satu dan pembangunan tingkat kedua dilakukan kemudian. Gedung museum Fatahillah pernah mengalami kerusakan parah pada tahun 1648. Kerusakan parah ini disebabkan oleh labilnya tanah Jakarta dan beratnya gedung. Karena faktor inilah bangunan Museum Fatahillah turun dari permukaan tanah. Solusi yang diambil oleh Pemerintahan Belanda bukanlah mengubah pondasi yang sudah ada, tetapi menaikkan lantai sekitar 2 kaki (56 cm).
Menurut informasi yang penulis dapat,  5 buah sel penjara yang berada dibawah gedung dibangun pada tahun 1649. Renovasi juga dilakukan pada tahun 1665, yaitu melebarkan gedung utama dengan menambah masing-masing satu ruangan dibagian barat dan timur. Setelah tahun 1650 beberapa perbaikan dan perubahan di gedung Museum fatahillah terus dilakukan hinga menjadi bentuk seperti yang ada saat ini.
Selain digunakan sebagai Stadhuis(Balai Kota), gedung ini juga digunakan sebagai Raad van Justitie(ruang pengadilan). Pada rentang tahun 1925-1942, gedung Museum fatahillah dimanfaatkan sebagai kantor Pemerintahan Provinsi Jawa Barat dan kemudian pada tahun 1942-1945 dipakai untuk kantor pengumpulan Logistik Penjajah Jepang. Tahun 1952 Gedung ini menjadi markas Komando Militer Kota (KMK) I, lalu berubah menjadi KODIM 0503 Jakarta Barat. Akhirnya tahun 1968, gedung ini diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta, lalu diresmikan menjadi Museum Fatahillah(Museum Sejarah Jakarta) pada tanggal 30 Maret 1974.
B.     Bangunan Museum Fatahillah
Bangunan Museum Fatahillah Terdiri Atas 3 Bagian Besar. Pertama, Bagian Depan terdiri dari taman depan, lantai dasar Museum yang bagian ini juga terdapat sumur tua. Kedua, Bagian Bangunan utama yang terdiri dari ruang Pamer koleksi, kantor museum, Penjara bawah tanah , toko souvenir,Toilet,musalla, dan Perpustakaan. Ketiga , taman dalam museum yang terdiri dari Pekarangan dengan susunan konblok, dihiasi beberapa pohon tua, dan terdapat beberapa koleksi Meriam salah satunya yaitu Merian Si Jagur yang menjadi Ikon Museum Fatahillah.
Setelah mengalami berbagai pergantian fungsi serta renovasi sejak pertama kali di bangun, kini bangunan Museum fatahillah juga telah mengalami berbagai kerusakan dibeberapa bangian bangunannya. Fakta ini penulis simpulkan setelah melakukan 4 kali kunjungan ke Museum Fatahillah Sejak 18 oktober 2011. Dalam kunjungannya penulis menemukan beberapa bagian bangunan museum yang rusak, seperti kaca yang pecah, kacu ventilasi yang sudah patah, sampai dinding bangunan yang penuh dengan coretan.  Diantara kerusakan-kerusakan yang terjadi sebagian besar disebabkan oleh faktor usia museum yang sudah tergolong tua, Cuaca (hujan), dan ada juga yang disebabkan oleh faktor  manusia(dalam hal ini adalah pengujung museum). Berdasarkan fakta yang telah penulis kemukakan diatas, maka penulis mengambil fokus ‘’kerusakan bangunan Museum Fatahillah’’ dalam tulisan ini. Tidak hanya menjelaskan kerusakan bangunan Museum Fatahillah, Penulis juga akan menganalisa penyebab kerusakan, serta akan memberikan beberapan solusi kreatif terhadap persoalan ini. Berikut adalah Pembahasan penulis tentang kerusakan museum Fatahillah.


1.      Kaca Bangunan yang Pecah
 
Gambar 3 & 4 : Kaca Museum yang pecah

 ‘’Sebagian besar kaca yang gunakan pada bangunan maupun koleksi di Museum Fatahillah adalah kaca Itali yang tergolong kuat’’, kutipan kata-kata diatas dikemukan oleh bapak Sobirin kepala Bidang Edukasi Museum Fatahillah.Namun pada kenyataannya banyak diantara bangian Museum dimana kaca-kacanya sudah pecah, dan belum diperbaiki. Contohnya, Bangunan pada gambar diatas adalah bangunan Museum Utama terlihat dari taman tengah Museum yang kacanya terlihat sudah pecah,  meskipun kaca yang digunakan merupakan kaca Itali tebal. Pada kunjungan ke-4 penulis bertanya kepada salah seorang Petugas yang sedang menyapu halaman tengah, mengapa kaca itu sampai pecah. Petugas yang penulis tanyai mengatakan bahwa kaca tersebut telah lama pecah dan ia tidak mengetahui penyebab pecahnya kaca tersebut. Oleh karena itu penulis tidak dapat menarik kesimpulan penyebab pecahnya kaca pada bangunan utama gedung tersebut.

Karena tidak mengetahui penyebabnya secara pasti, maka penulis hanya memberikan solusi kepada pihak museum agar memberikan tanda peringatan dilarang menyentuh kaca yang pecah.Mengingat jika kaca yang pecah jika disentuh oleh pengunjung sangat berbahaya bagi pengunjung sendiri dan tentunya menambah kerusakan pada kaca tersebut. Tanda peringatan diletakkan disamping kaca yang pecah sebaiknya berbunyi ‘’ Menyentuh kaca yang pecah:ANDA dan KACA : akan celaka’’. Sebaiknya tulisan ini juga ditambah dengan ilustrasi orang yang sedang memegang kaca dan tangannya berdarah. Solusi untuk permasalahan ini tentu saja tidak cukup dengan hanya memberi peringatan kepada pengunjung, Pihak Museum juga seharusnya segera memperbaiki kaca yang rusak tersebut.

2.      Kusen pintu yang dimakan sudah Lapuk


                                                             
                                                                                 
Gambar  5,6, & 7  : kusen pintu dan jendela yang sudah lapuk
Sebagian besar kayu yang digunakan pada bagian kusen jendela dan kusen pintu dimuseum Fatahillah adalah kayu jati. Menurut informasi yang penulis dapatkan di situs terkemuka Wikipedia.com, Kayu jati menyimpan sejenis minyak didalam jaringan kayunya sehingga bisa bertahan dalam berbagai kondisi baik lembab, maupun kering. Namun, permasalahannya kerusakan Kusen pintu dan jendela bukan karena usia dan tingkat kelembaban namun disebabkan oleh rayap. Kepala Bagian Edukasi Museum Fatahillah pernah mengatakan bahwa anggaran untuk membasmi rayap biasanya hanya di peruntukkan untuk membasmi rayap pada koleksi yang ada, bukan pada Bangunan. Oleh karena itu penulis berpikir bahwa perlu adanya pemeliharaan secara rutin terhadap kondisi fisik bangunan, termaksud membasmi rayap pada kusen pintu dan jendela Museum.
Menurut sumber yang penulis dapat di situs Sobatbumi.com ada solusi alternatif untuk membasmi rayap dengan  menggunakan bahan alami, selain hanya  membutuhkan biaya yang murah juga mudah diaplikasikan, yaitu :

1.      Puntung Rokok
Caranya, rendam 10 batang puntung rokok menggunakan 2 gelas air dan ditambah garam 1/2 sendok makan. Biarkan larutan itu selama semalaman. Setelah itu, saring larutan tersebut dan masukkan ke dalam alat penyemprot. Lalu, semprotkan pada bagian kayu yang terserang rayap.
2.      Air Bekas Mencuci Beras
Kita bisa mencobanya dengan menyiram kayu yang menjadi sarang rayap dengan air bekas mencuci beras. Air yang digunakan adalah air mencuci beras yang pertama. Air ini akan menjadikan rayap pergi.
3.      Daun Pepaya dan Daun Sirih
Caranya, masukkan daun pepaya dan daun sirih ke dalam blender. Perbandingannya 2 untuk daun pepaya dan 1 untuk daun sirih. Tambahkan air secukupnya. Setelah daun tersebut lembut, saring untuk mendapatkan airnya. Lalu, tambahkan air hasil saringan tersebut dengan alkohol 70% dengan perbandingan 2 : 3. Larutan pun siap disemprotkan ke tempat yang terkena rayap.

3.      Dinding penuh Coretan
Dibangunan belakang dari museum, penulis dengan mudah menemukan coretan tangan-tangan tak bertanggung jawab di dinding museum. Tidak bisa dipungkiri, sebagian besar pengunjung museum di Indonesia tak terkecuali Pengunjung museum Fatahillah belum mengerti bagaimana cara berpartisipasi merawat museum. Jangankan untuk merawat sedekar tidak merusak saja, sangat sulit dilakukan. Akibatnya, banyak terlihat coretan-coretan dibeberapa bagian museum. Selain faktor pengunjung, penulis juga melihat ada faktor tanda peringatan yang tidak efektif dalam melarang pengunjung mecoret-coret dinding museum. Tanda peringatan yang ditempatkan didinding museum Hanya bertuliskan ‘’ Dilarang mencoret dinding’’. Sebaiknya tanda peringatan yang dipasang didinding berbunyi ‘’ Mencoret dinding berarti merusak keindahan Museum ‘’ atau ‘’ Mencoret dinding berarti anda mencuri keindahan Museum’’. Dan sudah seharusnya setiap pengunjung memiliki kesadaran untuk menjaga sikap dan perilakunya selama berkunjung ke Museum.


4.      Lantai yang berlubang
Dilantai dua bangunan Museum fatahillah terdapat lantai kayu museum yang sudah berlubang dan terlihat semakin membesar. Ketika penulis mengkonfirmasi hal ini kepada petugas di bagian Front desk, sang petugas hanya mengatakan lubang itu sejak lama sejak ada. Sayangnya penulis tidak mendapatkan informasi penyebab terbentuknya lubang di lantai 2 museum ini. Namun yang pasti, penulis menilai jika lubang ini tetap dibiarkan, akan mengakibatkan lubang itu melebar dan merusak struktur dari lantai 2 museum ini. Hal ini juga didukung oleh beratnya beban dari koleksi yang ada dilantai 2 Museum. Menurut Batavia.com lantai Museum Fatahillah harus segera direnovasi, karena sudah banyak yang keropos. Dalam hal ini, penulis kesulitan memikirkan solusi kreatif selain, pihak museum yang harus segera merenovasi lantai Museum Fatahillah.
5.      Kayu Fentilasi yang Patah
Salah satu yang menjadi ciri khas dari bangunan Museum Fatahillah adalah jendela kayu jati yang  berwarna hijau. Namun ironisnya jendela Hijau yang seharusnya di jaga dan dipelihara dengan baik justru patah, dan ada bagian kayu yang terlepas dari tempatnya. Alhasil, Cahaya yang seharusnya sudah diatur  banyaknya menjadi berlebihan masuk kedalam ruangan. Penulis melihat hal ini merupakan salah satu persoalan yang ada pada Bangunan Museum Fatahillah.
Bangunan depan Museum Fatahillah adalah jenis bangunan yang tidak memiliki teras penghalang air hujan. Oleh sebab itu jika hujan turun dengan deras disertai angin maka, Jendela basah terkena air hujan. Hal tersebut mengakibatkan jendela museum fatahillah mudah lapuk, dan akhirnya mudah terlepas dari kusennya. Mengingat jendela hijau ini adalah salah satu ciri khas dari bangunan Museum Fatahillah, maka sudah seharusnya pihak museum segera memperbaiki jendela yang rusak ini.


Kesimpulan
Berdasarkan fakta-fakta yang telah penulis kemukakan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa ada banyak kerusakan  Museum Fatahillah yang seharusnya menjadi pekerjaan rumah dari pihak museum dan Pemerintah Daerah DKI Jakarta. Selain itu, sudah seharusnya setiap pengunjung untuk memiliki kesadaran dalam menjaga museum dengan baik. Hal tersebut diatas sangat penting karena setiap Museum menyimpan sejarah Bangsa Indonesia. Dan Bangsa yang menghargai sejarah sudah sepantasnya menjaga dan merawat museum dengan baik.



Demikianlah uraian mengenai permasalahan Bangunan Museum Fatahillah yang berhasil penulis peroleh. Selain itu, penulis juga berusaha memberikan beberapa solusi kreatif terhadap permasalahan yang ada. Saran dan Kritikan sangat penulis harapkan untuk bahan evaluasi kemampuan penulis kedepannya. Terima kasih atas perhatiannya.
Wassalam.
Museum Fatahillah
Museum Fatahillah yang juga dikenal sebagai Museum Sejarah Jakarta atau Museum Batavia adalah sebuah museum yang terletak dijalan Taman Fatahillah No.2 , Jakarta Barat dengan Luas Lebih dari 1300 meter persegi.
Gedung ini dulu adalah sebuah Balai Kota (Bahasa Belanda :Stadhuis) yang dibangun pada tahun 1626-1710 atas perintah Gubernur Jendral Johan Van Hoorn. Bangunan yang menyerupai Istana Dam di Amsterdam ini terdiri atas Bangunan utama dengan dua saap dibagian timur dan barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara.
A.    Sejarah Gedung Museum Fatahillah
Gedung Museum Fatahillah mulai dibangun pada tahun 1626 sebagai gedung balai kota kedua(balai kota pertama dibangun pada tahun 1620 di dekat Kalibesar Timur). Awalnya Gedung museum Fatahillah hanya bertingkat satu dan pembangunan tingkat kedua dilakukan kemudian. Gedung museum Fatahillah pernah mengalami kerusakan parah pada tahun 1648. Kerusakan parah ini disebabkan oleh labilnya tanah Jakarta dan beratnya gedung. Karena faktor inilah bangunan Museum Fatahillah turun dari permukaan tanah. Solusi yang diambil oleh Pemerintahan Belanda bukanlah mengubah pondasi yang sudah ada, tetapi menaikkan lantai sekitar 2 kaki (56 cm).
Menurut informasi yang penulis dapat,  5 buah sel penjara yang berada dibawah gedung dibangun pada tahun 1649. Renovasi juga dilakukan pada tahun 1665, yaitu melebarkan gedung utama dengan menambah masing-masing satu ruangan dibagian barat dan timur. Setelah tahun 1650 beberapa perbaikan dan perubahan di gedung Museum fatahillah terus dilakukan hinga menjadi bentuk seperti yang ada saat ini.
Selain digunakan sebagai Stadhuis(Balai Kota), gedung ini juga digunakan sebagai Raad van Justitie(ruang pengadilan). Pada rentang tahun 1925-1942, gedung Museum fatahillah dimanfaatkan sebagai kantor Pemerintahan Provinsi Jawa Barat dan kemudian pada tahun 1942-1945 dipakai untuk kantor pengumpulan Logistik Penjajah Jepang. Tahun 1952 Gedung ini menjadi markas Komando Militer Kota (KMK) I, lalu berubah menjadi KODIM 0503 Jakarta Barat. Akhirnya tahun 1968, gedung ini diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta, lalu diresmikan menjadi Museum Fatahillah(Museum Sejarah Jakarta) pada tanggal 30 Maret 1974.
B.     Bangunan Museum Fatahillah
Bangunan Museum Fatahillah Terdiri Atas 3 Bagian Besar. Pertama, Bagian Depan terdiri dari taman depan, lantai dasar Museum yang bagian ini juga terdapat sumur tua. Kedua, Bagian Bangunan utama yang terdiri dari ruang Pamer koleksi, kantor museum, Penjara bawah tanah , toko souvenir,Toilet,musalla, dan Perpustakaan. Ketiga , taman dalam museum yang terdiri dari Pekarangan dengan susunan konblok, dihiasi beberapa pohon tua, dan terdapat beberapa koleksi Meriam salah satunya yaitu Merian Si Jagur yang menjadi Ikon Museum Fatahillah.
Setelah mengalami berbagai pergantian fungsi serta renovasi sejak pertama kali di bangun, kini bangunan Museum fatahillah juga telah mengalami berbagai kerusakan dibeberapa bangian bangunannya. Fakta ini penulis simpulkan setelah melakukan 4 kali kunjungan ke Museum Fatahillah Sejak 18 oktober 2011. Dalam kunjungannya penulis menemukan beberapa bagian bangunan museum yang rusak, seperti kaca yang pecah, kacu ventilasi yang sudah patah, sampai dinding bangunan yang penuh dengan coretan.  Diantara kerusakan-kerusakan yang terjadi sebagian besar disebabkan oleh faktor usia museum yang sudah tergolong tua, Cuaca (hujan), dan ada juga yang disebabkan oleh faktor  manusia(dalam hal ini adalah pengujung museum). Berdasarkan fakta yang telah penulis kemukakan diatas, maka penulis mengambil fokus ‘’kerusakan bangunan Museum Fatahillah’’ dalam tulisan ini. Tidak hanya menjelaskan kerusakan bangunan Museum Fatahillah, Penulis juga akan menganalisa penyebab kerusakan, serta akan memberikan beberapan solusi kreatif terhadap persoalan ini. Berikut adalah Pembahasan penulis tentang kerusakan museum Fatahillah.


1.      Kaca Bangunan yang Pecah
 
Gambar 3 & 4 : Kaca Museum yang pecah

 ‘’Sebagian besar kaca yang gunakan pada bangunan maupun koleksi di Museum Fatahillah adalah kaca Itali yang tergolong kuat’’, kutipan kata-kata diatas dikemukan oleh bapak Sobirin kepala Bidang Edukasi Museum Fatahillah.Namun pada kenyataannya banyak diantara bangian Museum dimana kaca-kacanya sudah pecah, dan belum diperbaiki. Contohnya, Bangunan pada gambar diatas adalah bangunan Museum Utama terlihat dari taman tengah Museum yang kacanya terlihat sudah pecah,  meskipun kaca yang digunakan merupakan kaca Itali tebal. Pada kunjungan ke-4 penulis bertanya kepada salah seorang Petugas yang sedang menyapu halaman tengah, mengapa kaca itu sampai pecah. Petugas yang penulis tanyai mengatakan bahwa kaca tersebut telah lama pecah dan ia tidak mengetahui penyebab pecahnya kaca tersebut. Oleh karena itu penulis tidak dapat menarik kesimpulan penyebab pecahnya kaca pada bangunan utama gedung tersebut.

Karena tidak mengetahui penyebabnya secara pasti, maka penulis hanya memberikan solusi kepada pihak museum agar memberikan tanda peringatan dilarang menyentuh kaca yang pecah.Mengingat jika kaca yang pecah jika disentuh oleh pengunjung sangat berbahaya bagi pengunjung sendiri dan tentunya menambah kerusakan pada kaca tersebut. Tanda peringatan diletakkan disamping kaca yang pecah sebaiknya berbunyi ‘’ Menyentuh kaca yang pecah:ANDA dan KACA : akan celaka’’. Sebaiknya tulisan ini juga ditambah dengan ilustrasi orang yang sedang memegang kaca dan tangannya berdarah. Solusi untuk permasalahan ini tentu saja tidak cukup dengan hanya memberi peringatan kepada pengunjung, Pihak Museum juga seharusnya segera memperbaiki kaca yang rusak tersebut.

2.      Kusen pintu yang dimakan sudah Lapuk


                                                             
                                                                                 
Gambar  5,6, & 7  : kusen pintu dan jendela yang sudah lapuk
Sebagian besar kayu yang digunakan pada bagian kusen jendela dan kusen pintu dimuseum Fatahillah adalah kayu jati. Menurut informasi yang penulis dapatkan di situs terkemuka Wikipedia.com, Kayu jati menyimpan sejenis minyak didalam jaringan kayunya sehingga bisa bertahan dalam berbagai kondisi baik lembab, maupun kering. Namun, permasalahannya kerusakan Kusen pintu dan jendela bukan karena usia dan tingkat kelembaban namun disebabkan oleh rayap. Kepala Bagian Edukasi Museum Fatahillah pernah mengatakan bahwa anggaran untuk membasmi rayap biasanya hanya di peruntukkan untuk membasmi rayap pada koleksi yang ada, bukan pada Bangunan. Oleh karena itu penulis berpikir bahwa perlu adanya pemeliharaan secara rutin terhadap kondisi fisik bangunan, termaksud membasmi rayap pada kusen pintu dan jendela Museum.
Menurut sumber yang penulis dapat di situs Sobatbumi.com ada solusi alternatif untuk membasmi rayap dengan  menggunakan bahan alami, selain hanya  membutuhkan biaya yang murah juga mudah diaplikasikan, yaitu :

1.      Puntung Rokok
Caranya, rendam 10 batang puntung rokok menggunakan 2 gelas air dan ditambah garam 1/2 sendok makan. Biarkan larutan itu selama semalaman. Setelah itu, saring larutan tersebut dan masukkan ke dalam alat penyemprot. Lalu, semprotkan pada bagian kayu yang terserang rayap.
2.      Air Bekas Mencuci Beras
Kita bisa mencobanya dengan menyiram kayu yang menjadi sarang rayap dengan air bekas mencuci beras. Air yang digunakan adalah air mencuci beras yang pertama. Air ini akan menjadikan rayap pergi.
3.      Daun Pepaya dan Daun Sirih
Caranya, masukkan daun pepaya dan daun sirih ke dalam blender. Perbandingannya 2 untuk daun pepaya dan 1 untuk daun sirih. Tambahkan air secukupnya. Setelah daun tersebut lembut, saring untuk mendapatkan airnya. Lalu, tambahkan air hasil saringan tersebut dengan alkohol 70% dengan perbandingan 2 : 3. Larutan pun siap disemprotkan ke tempat yang terkena rayap.

3.      Dinding penuh Coretan
Dibangunan belakang dari museum, penulis dengan mudah menemukan coretan tangan-tangan tak bertanggung jawab di dinding museum. Tidak bisa dipungkiri, sebagian besar pengunjung museum di Indonesia tak terkecuali Pengunjung museum Fatahillah belum mengerti bagaimana cara berpartisipasi merawat museum. Jangankan untuk merawat sedekar tidak merusak saja, sangat sulit dilakukan. Akibatnya, banyak terlihat coretan-coretan dibeberapa bagian museum. Selain faktor pengunjung, penulis juga melihat ada faktor tanda peringatan yang tidak efektif dalam melarang pengunjung mecoret-coret dinding museum. Tanda peringatan yang ditempatkan didinding museum Hanya bertuliskan ‘’ Dilarang mencoret dinding’’. Sebaiknya tanda peringatan yang dipasang didinding berbunyi ‘’ Mencoret dinding berarti merusak keindahan Museum ‘’ atau ‘’ Mencoret dinding berarti anda mencuri keindahan Museum’’. Dan sudah seharusnya setiap pengunjung memiliki kesadaran untuk menjaga sikap dan perilakunya selama berkunjung ke Museum.


4.      Lantai yang berlubang
Dilantai dua bangunan Museum fatahillah terdapat lantai kayu museum yang sudah berlubang dan terlihat semakin membesar. Ketika penulis mengkonfirmasi hal ini kepada petugas di bagian Front desk, sang petugas hanya mengatakan lubang itu sejak lama sejak ada. Sayangnya penulis tidak mendapatkan informasi penyebab terbentuknya lubang di lantai 2 museum ini. Namun yang pasti, penulis menilai jika lubang ini tetap dibiarkan, akan mengakibatkan lubang itu melebar dan merusak struktur dari lantai 2 museum ini. Hal ini juga didukung oleh beratnya beban dari koleksi yang ada dilantai 2 Museum. Menurut Batavia.com lantai Museum Fatahillah harus segera direnovasi, karena sudah banyak yang keropos. Dalam hal ini, penulis kesulitan memikirkan solusi kreatif selain, pihak museum yang harus segera merenovasi lantai Museum Fatahillah.
5.      Kayu Fentilasi yang Patah
Salah satu yang menjadi ciri khas dari bangunan Museum Fatahillah adalah jendela kayu jati yang  berwarna hijau. Namun ironisnya jendela Hijau yang seharusnya di jaga dan dipelihara dengan baik justru patah, dan ada bagian kayu yang terlepas dari tempatnya. Alhasil, Cahaya yang seharusnya sudah diatur  banyaknya menjadi berlebihan masuk kedalam ruangan. Penulis melihat hal ini merupakan salah satu persoalan yang ada pada Bangunan Museum Fatahillah.
Bangunan depan Museum Fatahillah adalah jenis bangunan yang tidak memiliki teras penghalang air hujan. Oleh sebab itu jika hujan turun dengan deras disertai angin maka, Jendela basah terkena air hujan. Hal tersebut mengakibatkan jendela museum fatahillah mudah lapuk, dan akhirnya mudah terlepas dari kusennya. Mengingat jendela hijau ini adalah salah satu ciri khas dari bangunan Museum Fatahillah, maka sudah seharusnya pihak museum segera memperbaiki jendela yang rusak ini.


Kesimpulan
Berdasarkan fakta-fakta yang telah penulis kemukakan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa ada banyak kerusakan  Museum Fatahillah yang seharusnya menjadi pekerjaan rumah dari pihak museum dan Pemerintah Daerah DKI Jakarta. Selain itu, sudah seharusnya setiap pengunjung untuk memiliki kesadaran dalam menjaga museum dengan baik. Hal tersebut diatas sangat penting karena setiap Museum menyimpan sejarah Bangsa Indonesia. Dan Bangsa yang menghargai sejarah sudah sepantasnya menjaga dan merawat museum dengan baik.



Demikianlah uraian mengenai permasalahan Bangunan Museum Fatahillah yang berhasil penulis peroleh. Selain itu, penulis juga berusaha memberikan beberapa solusi kreatif terhadap permasalahan yang ada. Saran dan Kritikan sangat penulis harapkan untuk bahan evaluasi kemampuan penulis kedepannya. Terima kasih atas perhatiannya.
Wassalam.