Ini
saatnya ‘’Membalas’’
Delapan belas tahun lampau saya lahir. Bersama
konflik Aceh yang menderu. Dan waktu tak pernah kita terka betapa cepatnya ia
berputar. Tiba-tiba saya dapatkan diri saya telah duduk dibangku sekolah dasar.
Sekolah dasar yang menyenangkan pikir saya.
Teman-teman yang hangat dan nilai-nilai yang cemerlang. Saya akan selalu ingat
masa indah ini. Lalu sekolah menengah pertama saya jejakin, nilai-nilai saya
masih menyenangkan orang tua. Buku-buku mulai saya gilai. Saya sadar, buku akan
membawa saya kemana saja. Keujung dunia sekalipun. Saya yakin itu.
Dan SMA itu menggembirakan. Nilai saya tidak pernah
lari dari satu, dua, tiga. Kompetisi yang kerap saya menangi mulai saya gemari.
Dan organisasi menjadi kegiatan baru yang mengasyikan buat saya.
Dan kini saya disini, pada SMA dipenghujung masa.
Lalu saya akan kemana? Barangkali tempuhi pendidikan di sebuah Universitas.
Setelah itu akan berujung dimana?
Tersentak, tiba-tiba teringat saya dengan ibu yang
sendirian memikul rumah tangga kami. Bagaimana bahagiakan ibu?
Lepas kuliah saya akan kembali kerumah ibu. Bekerja
, menjadi anak yang lebih baik, menyekolahkan adik disekolah kedokteran layak
pesan mendiang ayah. Menyelesaikan perkara ekonomi keluarga yang saya yakini
sudah sangat menumpuk. Membahagiakan ibu dimasa tuanya. Ini saatnya membalas
akan kebaikan orangtua.
Hanya itu yang idam saya lakukan. Lantas apa idam
saya lagi?
Inginlah saya buka satu lembaga pengembang
perpustakaan Bireuen. Lembaga ini akan galang dana lalu membangun perpustakaan
disekolah pedalaman Bireuen. Akan kami salurkan buku-buku pengetahuan hingga
buku fiksi pada setiap perpustakaan binaan.
Perpustakaan di SMA kami bagus, tapi pustaka di
sekolah lain, bahkan di Aceh tak. Hampir 100% perpustakaan sekolah di Aceh tak
layak dinamakan pustaka dan inilah hasilnya. Minat baca Aceh amburadul. Minat
baca Bireuen lebih amburadul. Melalui lembaga ini akan kami iktiarkan mengubah
polah masyarakat khususnya siswa yang tidak bersahabat dengan buku. Kampanye ke
sekolah atau mengundang siswa secara terpusat tentulah wajib kami lakukan. Demi
tercapainya tujuan ini.
Bagi saya pribadi, ini adalah satu-satunya
pembalasan. Pada orang tua yang telah curahkan kebaikan. Pada sekolah saya atas
didikan tak terkira. Pada Bangsa ini atas dukungan tak terhitung.
Bireuen,
1 april 2011
Ini essay kedua yang saya sertakan dalam apply beasiswa Paramadina Fellowship 2011.
No comments:
Post a Comment