Sunday, August 26, 2012

"Essay yang menentukan" Bagian 2


Ini saatnya ‘’Membalas’’

Delapan belas tahun lampau saya lahir. Bersama konflik Aceh yang menderu. Dan waktu tak pernah kita terka betapa cepatnya ia berputar. Tiba-tiba saya dapatkan diri saya telah duduk dibangku sekolah dasar.
Sekolah dasar yang menyenangkan pikir saya. Teman-teman yang hangat dan nilai-nilai yang cemerlang. Saya akan selalu ingat masa indah ini. Lalu sekolah menengah pertama saya jejakin, nilai-nilai saya masih menyenangkan orang tua. Buku-buku mulai saya gilai. Saya sadar, buku akan membawa saya kemana saja. Keujung dunia sekalipun. Saya yakin itu.
Dan SMA itu menggembirakan. Nilai saya tidak pernah lari dari satu, dua, tiga. Kompetisi yang kerap saya menangi mulai saya gemari. Dan organisasi menjadi kegiatan baru yang mengasyikan buat saya.
Dan kini saya disini, pada SMA dipenghujung masa. Lalu saya akan kemana? Barangkali tempuhi pendidikan di sebuah Universitas. Setelah itu akan berujung dimana?
Tersentak, tiba-tiba teringat saya dengan ibu yang sendirian memikul rumah tangga kami. Bagaimana bahagiakan ibu?
Lepas kuliah saya akan kembali kerumah ibu. Bekerja , menjadi anak yang lebih baik, menyekolahkan adik disekolah kedokteran layak pesan mendiang ayah. Menyelesaikan perkara ekonomi keluarga yang saya yakini sudah sangat menumpuk. Membahagiakan ibu dimasa tuanya. Ini saatnya membalas akan kebaikan orangtua.
Hanya itu yang idam saya lakukan. Lantas apa idam saya lagi?
Inginlah saya buka satu lembaga pengembang perpustakaan Bireuen. Lembaga ini akan galang dana lalu membangun perpustakaan disekolah pedalaman Bireuen. Akan kami salurkan buku-buku pengetahuan hingga buku fiksi pada setiap perpustakaan binaan.
Perpustakaan di SMA kami bagus, tapi pustaka di sekolah lain, bahkan di Aceh tak. Hampir 100% perpustakaan sekolah di Aceh tak layak dinamakan pustaka dan inilah hasilnya. Minat baca Aceh amburadul. Minat baca Bireuen lebih amburadul. Melalui lembaga ini akan kami iktiarkan mengubah polah masyarakat khususnya siswa yang tidak bersahabat dengan buku. Kampanye ke sekolah atau mengundang siswa secara terpusat tentulah wajib kami lakukan. Demi tercapainya tujuan ini.
Bagi saya pribadi, ini adalah satu-satunya pembalasan. Pada orang tua yang telah curahkan kebaikan. Pada sekolah saya atas didikan tak terkira. Pada Bangsa ini atas dukungan tak terhitung.

                                                                   Bireuen, 1 april 2011

Ini essay kedua yang saya sertakan dalam apply beasiswa Paramadina Fellowship 2011.

No comments:

Post a Comment